Gunung Raung mengalami erupsi pada Selasa, 24 Desember 2024 lalu. Peristiwa ini membangkitkan kenangan Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya terhadap perjuangan enam mahasiswa yang berjasa membuka jalur pendakian Kalibaru pada Agustus 2002.
Salah satu tokoh utama dari misi tersebut adalah Yopi Kurnianto, mahasiswa Teknik Informatika angkatan 1999. Yopi mengaku selama 12 hari, perjuangan menembus rimba Gunung Raung dilakukan untuk menciptakan jalur pendakian baru. “Kami pernah membuka jalur pendakian di Gunung Raung sebagai syarat untuk bergabung dengan UKM PATAGA (Pencinta Alam Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya) kala itu,” ujar Yopi ketika diwawancara pada tanggal 7 Januari 2025.
Pada masa itu, Gunung Raung hanya memiliki satu jalur resmi, yaitu jalur Bondowoso. “Kami merasa tertantang untuk membuka jalur baru agar pendaki memiliki alternatif lain,” lanjut Yopi. Jalur Kalibaru yang dirintis memiliki karakteristik ekstrem, dengan kemiringan mencapai 40 hingga 90 derajat, tebing curam, dan setapak sempit yang diapit jurang di kedua sisi.
Proses pembukaan jalur memerlukan persiapan matang selama enam bulan, termasuk latihan fisik intensif dan simulasi pendakian di Gunung Penanggungan serta Gunung Ringgit. Selain itu, peta Gunung Raung dipelajari secara mendalam, dan survei lokasi dilakukan berkali-kali. “Kami beberapa kali survei untuk menentukan titik start yang tepat. Medan di Gunung Raung tidak mudah diakses, sehingga membutuhkan perencanaan matang agar jalur pendakian dapat dirintis dengan baik,” jelas Yopi.
Tantangan selama pendakian juga tidak mudah. Jalur yang ditempuh dipenuhi pepohonan rapat dan semak belukar yang harus ditebas menggunakan parang. “Proses ini memakan waktu cukup lama, karena kondisi hutan sangat lebat dan jalur tersebut belum pernah dijamah sebelumnya,” ungkapnya.
Namun, kerja keras membuahkan hasil. Sejak tahun 2010, jalur Kalibaru menjadi populer di kalangan pendaki. Jalur ini juga memberikan dampak positif bagi perekonomian warga Dusun Wonorejo, Kalibaru. “Banyak warga kini bekerja sebagai ojek, porter, pemandu, hingga pengelola basecamp. Jalur ini telah menghidupkan perekonomian desa,” kata Yopi dengan bangga.
Hingga saat ini, pembuka jalur tersebut masih sering mengunjungi Gunung Raung untuk memastikan jalur pendakian tetap terawat. Ketua Umum UKM PATAGA saat ini – Brian Putra Pratama, mengaku sangat terinspirasi oleh perjuangan para pendahulunya. “Melihat dedikasi para senior yang dahulu mampu menjadikan motivasi besar bagi kami,” ujar Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi.
Brian juga menyampaikan harapan besar bagi masa depan organisasinya. “Cita-cita kami adalah membangun wisata binaan di desa tertentu. Semoga ini dapat tercapai sehingga dapat berguna juga bagi masyarakat dan sekitar” tambahnya. Harapan ini lahir dari semangat generasi sebelumnya yang telah memberikan kontribusi nyata, seperti pembukaan jalur pendakian di Gunung Raung.
Semangat perjuangan dan dedikasi mahasiswa Untag Surabaya dalam membuka jalur pendakian di Gunung Raung menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk terus berkontribusi dan menjaga kelestarian alam. (ra/rz)