Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 (FEB Untag) Surabaya menggelar talkshow bertajuk Ekonomi Digital dan Masa Depan Mahasiswa di Auditorium Graha Wiyata lantai sembilan. Acara ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai semester dan dirancang untuk memperluas wawasan peserta tentang peluang serta tantangan di era ekonomi digital, (14/11).
Talkshow dimulai dengan sambutan hangat dari Michelle Harry selaku Ketua Pelaksana. Dalam sambutannya, Michelle menyampaikan apresiasi kepada narasumber yang telah meluangkan waktu untuk berbagi ilmu. Ucapan serupa juga disampaikan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB, Naufal Gama Affandyar, yang mendorong peserta memanfaatkan kesempatan ini untuk menimba ilmu dari para ahli.
Rektor Untag Surabaya – Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA., turut memberikan sambutan yang membangkitkan semangat para peserta. Ia menekankan bahwa kegiatan seperti ini menjadi bagian penting dalam mempersiapkan mahasiswa agar tidak hanya menjadi generasi penerus yang biasa-biasa saja. “Seminar dan talkshow rutin kami selenggarakan untuk memastikan mahasiswa kami memiliki kualitas unggul di tengah tantangan global saat ini,” ujarnya.
Acara ini menghadirkan empat narasumber dengan beragam keahlian. Narasumber pertama – Dr. Arrief Chandra Setiawan, S.ST., M.Si., Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya, menyampaikan materi tentang pentingnya membaca data dalam menemukan peluang usaha. Menurutnya, keputusan berbasis data mampu mengurangi risiko kegagalan sekaligus membantu memahami kebutuhan pelanggan dan menentukan target pasar yang tepat.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jawa Timur – Adik Dwi Putranto, S.H., M.HP., melanjutkan dengan pemaparan mengenai keterampilan yang diperlukan di era digital. Adik menyoroti pentingnya adaptasi, kemampuan berpikir kritis, dan komunikasi digital sebagai bekal untuk menghadapi dunia kerja di masa depan.
Narasumber berikutnya, Chairman Ijadgroup Holding Company – M. Ali Irsyad, S.Ikom., Cht., membagikan wawasan tentang affiliate marketing. Ali juga menjelaskan bagaimana mahasiswa dapat memanfaatkan platform daring untuk mempromosikan produk dan memperoleh penghasilan tambahan.
Sesi terakhir diisi oleh Founder & CEO Baba Rafi Enterprise – Hendy Setiono yang mengangkat topik gastrodiplomasi. Hendy memotivasi mahasiswa untuk berani mengambil risiko dan terus memperluas jaringan. “Kesuksesan tidak hanya datang dari peluang, tetapi juga keberanian untuk memanfaatkannya dengan baik,” tuturnya.
Acara yang berlangsung interaktif ini mendapat respons positif dari peserta. Selain memberikan wawasan tentang ekonomi digital, talkshow ini juga mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan dunia kerja di masa depan. Dengan semangat belajar yang tinggi, peserta diharapkan mampu memanfaatkan ilmu yang diperoleh sebagai bekal menghadapi era digital yang terus berkembang. (ra/rz)