Peringati Dies Natalis, UKM Kopma Untag Surabaya Gelar Seminar Bisnis

Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-10, UKM Koperasi Mahasiswa (Kopma) Untag Surabaya menggelar rangkaian acara Seminar dan Bazar. Salah satu kegiatan utamanya adalah seminar bisnis bertema ‘Bisnis Viral Itu Bagus, Tapi Bisnis Bertahan Itu Harus’. Seminar yang berlangsung pada 19 Mei 2025 di Ruang Q205 Graha Prof. Dr. H. Roeslan Abdulgani ini diikuti oleh puluhan mahasiswa.

Seminar dibuka dengan sambutan oleh penanggung jawab acara – Engrasia Fara yang sekaligus menyampaikan harapan agar acara ini memberikan manfaat tentunya dalam dunia wirausaha. “Selamat datang para peserta, selamat mengikuti seminar bisnis ini hingga akhir. Semoga dengan adanya acara ini mampu menambah wawasan dan hikmah yang bisa kita petik. Terima kasih kepada narasumber yang telah meluangkan waktunya untuk hadir dan berbagi ilmunya kepada kami,” ujar mahasiswi Prodi Manajemen tersebut.

Ketua Umum UKM Kopma – Cahya Rukmana dari Prodi Ilmu Administrasi Negara, menjelaskan alasan pemilihan narasumber. “Kami memilih narasumber ini karena Narasumber kali ini adalah pemilik bisnis makanan Mr. Suprek, yang cabangnya ada di banyak tempat. Kita tahu penjual ayam geprek ada di mana-mana, tapi Bapak Teofilus bisa bertahan. Maka dari itu, kita butuh ilmunya tentang bagaimana membangun sistem bisnis yang kuat,” katanya.

Memasuki pada materi, Teofilus Hartono selaku pemilik Mr. Suprek, menekankan pentingnya sistem dalam bisnis. “Viral adalah hal yang penting dalam dunia bisnis makanan, namun membuat sistem yang baik di belakang, itu jauh lebih penting. Viral mampu mendatangkan pelanggan sekali, namun yang membuat mereka kembali adalah sistem yang ada,” paparnya.

Teofilus juga menceritakan pengalamannya saat tergabung dalam tim SEMART dari Universitas Gajah Mada (UGM) tahun 2010, yang menciptakan mobil hemat energi bernama Semar. Mobil tersebut mampu menempuh jarak Anyer–Panarukan (1000 km) hanya dengan satu liter bensin, dan sempat viral hingga diundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Maka, inilah yang disebut pentingnya sistem dalam setiap usaha, karena jika tidak ada disiplin dan sistem produksi massal yang disiapkan, keberhasilannya tak bertahan lama,” tegasnya.

Belajar dari pengalaman itu, Teofilus kini berhasil menerapkan sistem bisnis yang kuat. Saat ini, Mr. Suprek memiliki 16 outlet yang tersebar di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. “Define your market, tentukan siapa target pasarmu sejelas-jelasnya. Mr. Suprek target pasarnya mahasiswa, maka dari itu harus enak, puas, dan murah,” katanya.

Saat sesi tanya jawab, Teofilus menjelaskan tantangan bisnis di warna warni dunia usaha. “Tantangan utama itu mengelola sumber daya manusia dan memahami target pasar. Kita harus terus berinovasi, seperti bermain promo, bonus saat grand opening, dan lainnya,” tuturnya.

Sebagai Kampus Nasionalis yang mendukung pengembangan kewirausahaan mahasiswa, Untag Surabaya terus mendorong terciptanya generasi muda yang berkarakter, inovatif, dan siap bersaing di dunia industri dengan semangat kebangsaan. (ra/rz)



WORD