Menggencarkan Program Pertukaran Mahasiswa, Kisah Gilang Oktavian dari Teknik Elektro

Implementasi kebijakan ‘Merdeka Belajar, Kampus Merdeka’ terus digencarkan oleh Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Salah satunya adalah Program Studi Teknik Elektro yang terus mendorong mahasiswa untuk mengikuti Bentuk Kegiatan Pengajaran (BKP) MBKM Pertukaran Mahasiswa yang menggandeng Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS). Hal ini disampaikan oleh PIC MBKM Teknik Elektro Untag Surabaya - Niken Adriaty Basyarach, S.T., M.T.

Saat ditemui di Kantor Prodi Teknik Elektro Untag Surabaya, Niken mengatakan bahwa BKP MBKM di harapkan memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk merasakan proses belajar di luar kampus. “Mahasiswa diharapkan dapat membangun komunikasi serta keakraban dengan rekan kampus lain,” katanya. Niken melanjutkan bahwa melalui program tersebut, mahasiswa dapat mendalami beberapa mata kuliah di universitas yang berbeda. “Mahasiswa akan mempelajari Sistem kendali, Rangkaian listrik, transmisi daya listrik dan Medan elektromagnetik,” imbuhnya.

BKP MBKM Pertukaran Mahasiswa Teknik Elektro Untag Surabaya meloloskan Gilang Oktavian sebagai salah satu peserta. “Pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara daring, jadi kita tidak bisa bertemu langsung dengan mahasiswa sana, hanya bertatap muka secara virtual,” ungkapnya. Meskipun belajar secara daring, Gilang tetap merasakan pengalaman yang seru karena harus berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di sana. “Berperan aktif yang positif di setiap interaksi adalah poin penting, selain kami juga membawa nama kampus, juga mendapatkan poin dalam tersendiri,” ungkap anak kedua dari tiga bersaudara itu.

Alumni SMK di SMKN 5 Surabaya ini mengatakan selama BKP di UMS mendapatkan mata kuliah Transmisi dan Distribusi Sistem Tenaga Listrik. “Kami mendapat buku modul digital, sehingga benar-benar bisa belajar,” katanya. Di samping itu, dirinya dapat mengakses laman UMS. “Kami juga dapat akun khusus untuk bisa masuk di web UMS seperti SIAKAD di Untag Surabaya, jadi ada feel seperti menjadi bagian dari mahasiswa sana.” ungkap Asisten Laboratorium elektro tersebut.

Mahasiswa semester tujuh yang pernah mengikuti kontes robot nasional ini mengajak mahasiswa lainnya untuk keluar dari zona nyaman. “Jika kamu tetap berada di zona yang nyaman maka dalam kegiatanmu sebagai mahasiswa tidak akan mendapat apa-apa,” tegasnya. Menurut Gilang, tingkat keberhasilan menjadi mahasiswa berada di tangan mahasiswa itu sendiri. “Jangan takut gagal, karena yang kita perlukan itu adalah kegagalan, sehingga bisa tahu celah kesalahan atau kekurangan kita dan selanjutnya kita bisa meng-improve diri kita untuk bisa menjadi lebih baik,” pungkasnya. (ms/um/rz)



WORD