Program Studi (Prodi) Arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya yang bekerjasama dengan Operations of Habitat Studies (OHS) dan Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) Kyoto University hadir dalam acara “Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Untag Surabaya dan RW 4 Ketandan Surabaya” dalam program renovasi Balai R.W. 04 Ketandan Surabaya. Acara yang dihadiri oleh perwakilan warga, mahasiswa Prodi Arsitektur Untag Surabaya serta mitra lainnya ini dilaksanakan di Balai RW 4 Ketandan Surabaya. (19/5)
Ketua Program Studi (Kaprodi) Arsitektur Untag Surabaya, Ir. Muhammad Faisal, S.T., M.T., menjelaskan bahwa Untag Surabaya menjadi satu-satunya institusi akademik yang diajak bekerja sama dalam kegiatan ini. “OHS, yang merupakan mitra lokal dari CSEAS Kyoto University, memilih Prodi Arsitektur Untag Surabaya sebagai mitra di bidang akademik karena sejak tahun 2016 telah menjalin kerja sama dengan Kampung Ketandan. Salah satu bentuk kerja sama tersebut adalah pembangunan Balai Markeso yang terletak di samping Balai RW 4, Kampung Ketandan, Surabaya,” jelasnya.
Ir. Faisal mengungkapkan bahwa Prodi Arsitektur tengah mempersiapkan berbagai kerja sama internasional untuk memenuhi Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai Prodi dengan akreditasi unggul. “Mahasiswa Prodi Arsitektur, khususnya yang berada di Mata Kuliah Pemukiman Berkelanjutan dan Arsitektur Berkelanjutan, saat ini kami persiapkan untuk mengikuti program internasionalisasi melalui kerja sama dengan berbagai universitas luar negeri, salah satunya dengan Kyoto University dalam kegiatan ini,” ungkap dosen Prodi Arsitektur Untag Surabaya.
Lebih lanjut, Ir. Faisal mengatakan bahwa keaktifan dosen saja masih belum cukup, karena modal besar kita adalah mahasiswa. “Pasukan kita sebenarnya adalah mahasiswa. Oleh karena itu, mereka perlu diberdayakan dan dibekali dengan pengetahuan yang cukup, agar dapat menjadi ujung tombak dalam menyampaikan hasil-hasil temuan dari kampus ke masyarakat,” pungkasnya.
Di sisi lain, Direktur OHS – Bintang Putra menjelaskan bahwa OHS melakukan riset tentang fenomena Urban Heat Island (UHI), dimana titik-titik di kota lebih panas dari wilayah lainnya. “UHI menjadi fokus utama kami dalam meriset apa yang menyebabkan UHI terjadi dan bagaimana cara memitigasinya. Sebagai solusi, kami melihat adanya balai di kampung-kampung yang dapat menjadi lokasi strategis kami untuk merespon fenomena UHI ini. Kami memilih Kampung Ketandan ini juga karena lokasinya yang berada di pusat kota dan di tengah gedung-gedung tinggi,” ucapnya.
Selain itu, Affiliated Researcher CSEAS Kyoto University - Uchiyama Miharu mengungkapkan rasa senangnya dapat berkolaborasi dengan seluruh perangkat RW 4 Ketandan, OHS, dan Untag Surabaya. “Saya ingin menekankan bahwa kehadiran kami di sini bukan sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR), melainkan kami ingin berkontribusi melalui penyusunan prototipe desain yang menggabungkan satu bangunan dengan sistem pendingin udara (AC) dan ventilasi sebagai bagian dari studi kami,” ujarnya. (vs)