Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya mengadakan supervisi untuk program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Non-Reguler semester gasal tahun akademik 2024/2025. Program ini mengusung tema Penerapan Inovasi dan Teknologi Guna Mendukung Pencapaian SDGs Desa, dengan tujuan untuk mengukur keberhasilan dan kualitas penerapan teknologi yang diimplementasikan oleh mahasiswa selama KKN berlangsung, (4/1).
KKN Non-Reguler dilaksanakan selama enam minggu, dengan kegiatan berlangsung pada hari Sabtu dan Minggu, total 12 hari. Program ini mencakup tiga kecamatan di Surabaya, yaitu Sukolilo, Tambaksari, dan Rungkut, melibatkan lebih dari 300 mahasiswa yang mengaplikasikan inovasi teknologi di delapan RW, yakni RW 1, 2, 3, dan 8 Medokan Semampir; RW 7 dan 9 Gading Tambaksari; serta RW 7 Wonorejo Rungkut.
Ketua LPPM Untag Surabaya – Aris Heri Andriawan, S.T., M.T., dalam sambutannya saat supervisi di RW 1 Medokan Semampir menekankan pentingnya kontribusi perguruan tinggi kepada masyarakat. "Kampus dan mahasiswa harus memberikan dampak positif. Keberhasilan KKN tercermin ketika masyarakat merasa kehilangan setelah program selesai. Saya berharap mahasiswa dapat membantu masyarakat, khususnya dalam pengelolaan sampah, serta membangun kemitraan yang erat antara perguruan tinggi dan masyarakat," ujarnya.
Pada penutupan supervisi, Aris memberikan apresiasi terhadap semangat dan inovasi yang ditunjukkan mahasiswa. "Kami sangat menghargai semangat dan inovasi yang ditampilkan oleh mahasiswa. Harapan kami, kehadiran mereka di tengah masyarakat tidak hanya meninggalkan kesan positif, tetapi juga memberikan solusi nyata terhadap masalah yang dihadapi. Semoga ide-ide yang diterapkan terus berkembang dan menjadi pintu awal untuk kemitraan yang lebih erat antara perguruan tinggi dan masyarakat," tambahnya.
Beragam inovasi yang dihadirkan mahasiswa dalam program ini mendapat apresiasi, antara lain alat fogging untuk pencegahan demam berdarah (DBD), sistem pengolahan sampah menjadi pupuk kompos, mesin pakan ikan (Mesin Pelet), website informatif RW 7, serta sistem inventaris barang RT sederhana.
Salah satu inovasi unggulan adalah Mesin Pelet untuk pakan ikan, yang dikembangkan oleh Sofyan Baihaqi, mahasiswa Prodi Teknik Mesin Untag Surabaya, bersama tim dari Kelompok Sub 5 Non-Reguler 4. "Budidaya ikan lele sempat terhenti di wilayah ini karena tingginya biaya pakan. Dengan alat ini, masyarakat diharapkan dapat kembali menjalankan budidaya lele secara berkelanjutan. Mesin ini dirancang untuk menekan biaya pakan sehingga usaha tetap menguntungkan," jelas Sofyan.
Ketua RW 9 Gading – Tri Pandji, mengapresiasi program yang diinisiasi oleh mahasiswa KKN Non-Reguler Untag Surabaya. "Program ini sangat bermanfaat, terutama bagi masyarakat kami yang mayoritas non-pribumi. Inovasi seperti pencacah sampah plastik sangat diperlukan, mengingat banyaknya kemasan berbahan plastik saat ini. Kami sangat terbuka untuk program-program berikutnya dari mahasiswa," ujarnya.
Selain pengelolaan sampah, program KKN ini juga mendukung pengembangan UMKM di Sukolilo dan Tambaksari melalui rebranding produk, digitalisasi pemasaran, dan pelatihan teknologi. Ketua LPPM menegaskan bahwa tema KKN ini sejalan dengan upaya pencapaian SDGs, yang menjadi tanggung jawab bersama. (hn/rz)