logo-untag-surabaya

Developed By Direktorat Sistem Informasi YPTA 1945 Surabaya

logo-untag-surabaya
logo-untag-surabaya

Detail Berita

Hadirkan Wakil Gubernur Jatim, BEM FISIP Gelar Seminar Nasional Angkat Isu GEDSI

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustus 1945 (BEM FISIP Untag) Surabaya menggelar Seminar Nasional dengan mengusung tema ‘Kuatkan Mainstreaming Isu GEDSI, Runtuhkan Tendensius Perempuan Dalam Batas’ pada Sabtu (19/11). Kegiatan digelar secara luring di Auditorium Gedung Kantor Pusat Yayasan dan Rektorat lantai enam Untag Surabaya dan diikuti oleh 87 peserta baik umum maupun mahasiswa Untag Surabaya lintas program studi.

Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur (Jatim) - Dr. H. Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc., hadir membuka kegiatan sekaligus menjadi salah satu narasumber seminar. Emil dalam sambutannya mengapresiasi panitia yang telah berani mengadakan kegiatan bertemakan Gender Equality, Disability, and Social Inclusion Friendly (GEDSI). “Tidak sering saya dapat seminar di kampus, tema ini yang diangkat. Jadi menurut saya, saya harus acungkan jempol kepada FISIP Untag Surabaya telah mengangkat tema ini,” kata Emil.

Kegiatan seminar turut dihadiri oleh Wakil Rektor 2 – Dr. Abdul Halik, M.M, Dekan Fisip – Dra. Ayun Maduwinarti, M.P, Kepala Program Studi (Kaprodi) Administrasi Negara – Anggraeni Puspaningtyas, S.AP., M.AP, serta Perwakilan Ikatan Keluarga Besar Alumni (IKBA) Untag Surabaya. Tidak hanya mengundang Wakil Gubernur Jatim saja, kegiatan Seminar ini juga mengundang tiga Narasumber lain. Di antaranya Hari Putri Lestari, S.H., M.H selaku anggota DPRD Jatim Komisi E (Kesejahteraan Rakyat), Sundari, S.Ikom., M.Si selaku Koordinator Bidang Isi Siaran KPID Jatim, dan M. Zainal Abidin, S.E selaku Raka Jatim 2021. Kegiatan seminar dan talkshow dipandu oleh mahasiswa Fisip Untag Surabaya – Deva Supriyadi JR.

Emil Dardak sebagai Narasumber pertama memaparkan materi ‘Gender Equality dalam Pembangunan Provinsi Jawa Timur’. Emil mengatakan perlunya melibatkan perspektif gender dalam pembangunan khususnya pembangunan sumber daya manusia. Menurutnya, masih terjadi kesenjangan dalam akses partisipasi kontrol dan manfaat pembangunan bagi perempuan, anak, disabilitas, dan kelompok marginal lainnya. Sementara itu, Zainal yang menjadi tangan kanan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur turut menyuarakan isu-isu tentang GEDSI. Zainal mengatakan tidak boleh membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan “Dalam pembangunan berkelanjutan itu, rakyat adalah aktor utamanya, dan komposisi dari rakyat adalah laki-laki dan perempuan” terang Zainal.

Hari Putri Lestari dan Sundari selaku Narasumber juga mengatakan perlunya keterlibatan perempuan dalam dunia politik dan pengambilan keputusan terutama di bidang kebijakan dalam lembaga pengawas. “Mendengarkan suara suara kelompok rentan, perempuan, disabilitas, masyarakat adat, kelompok komunitas, dan anak. Pengalaman-pengalaman kelompok rentan ini harus didengar karena ada banyak permasalahan kebijakan yang diambil tidak melihat perspektif kelompok rentan,” tutur Sundari.

Semarak pemabahasan tentang GEDSI, Fisipology 4.0 ini ditutup dengan penampilan teater dari UKM Teater Kusuma Untag Surabaya. (nh/rz)



PDF WORD PPT TXT