Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) XVII Sumatera Barat Tahun 2022 telah usai digelar pada November tahun lalu. Mahasiswi Fakultas Hukum - Revina Irianti Udam membawa prestasi gemilang untuk Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Mahasiswi yang akrab disapa Vina ini membawa pulang Medali Perak pada cabang olahraga Atletik setelah menyisihkan ratusan peserta lainnya di tingkat nasional. Dia bertanding sebagai kontingen perwakilan Provinsi Jawa Timur pada kategori Lari Estafet 4x400 meter Putri.
Vina bersama peserta lainnya bertanding di Auditorium Universitas Negeri Padang. Meski belum menjadi juara utama, dia bersyukur karena menyumbang medali untuk Jawa Timur. “Puji Tuhan, rasanya senang bisa bawa pulang medali,” katanya. Dia pun mengungkapkan bahwa kemenangan tersebut justru di luar target. “Sedih, karena itu bukan nomor saya karena awalnya cadangan. Saya memang ikut dua kategori, 100 meter dan 4x400 meter. Tapi bersyukur juga, semoga bisa lebih baik kedepannya,” ungkapnya.
Mahasiswi yang duduk di semester 3 ini menuturkan bahwa Lari Atletik telah digelutinya sejak di bangku Sekolah Dasar. “Awalnya didaftarkan oleh guru olahraga saat SD untuk seleksi. Saya dapat Medali Perak Kelurahan dan Medali Emas Kecamatan. Dari situ diwadahi untuk latihan di Blitar. Mulai sering latihan kelas 4,” tukasnya. Dia menjelaskan bahwa hal tersebut membawanya pada kesempatan lainnya. “Kelas 2 SMP, saya pindah domisili karena bergabung dengan Tim Malang. Dari situ saya sering ikut kejuaraan seperti Kejurnas di Semarang dan dapat medali perak,” jelasnya.
Untuk bertanding di POMNAS, Vina harus banyak berlatih secara mandiri. “Karena saya atlet daerah (Malang), jadi berlatih sendiri. Ada program dari pelatih, tapi tidak diawasi. Jadi kirim video ke pelatih dari Persatuan Atletik Seluruh Indonesia Kabupaten Blitar, namanya Apip Dwi Cahyono,” katanya. Lapangan TOR Gelora Pancasila menjadi saksi perjuangan Vina selama mempersiapkan diri. “Latihannya macam-macam seperti atlet lari pada umumnya. Kalau di track ya saya lari dan fitnes. Ada latihan saat berenang juga, jadi angkat paha lari di air. Yang paling susah saat teknik di track,” ujar Vina.
Lebih lanjut Vina menyebutkan bahwa cedera membuat dirinya hanya bisa berlatih selama dua minggu. “Saya sempat jatuh di tangga, jadi ankle saya bengkak dan butuh penyembuhan. Oktober sampai pertengahan November tidak latihan. Ketika sudah tidak ada rasa sakit jadi dipakai latihan,” sebutnya. Hal tersebut, tutur Vina, sempat membuatnya pesimis. “Karena sakit jadi tidak semangat latihan. Padahal sebelum sakit punya ambisi,” tutur Alumnus SMA Negeri 9 Malang ini.
Meski sempat sakit, Vina bersyukur bisa melakukan yang terbaik hingga meraih medali dan ingin terus bertanding sebagai atlet profesional. “Terima kasih atas dukungan semua pihak. “Rencananya, tahun depan ikut lomba lagi. Mau ikut Pra PON karena target masuk tim PON. Ingin lebih baik dari tahun ini, catatan waktu hasil perlombaan,” terangnya. Vina berharap prestasinya dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk pantang menyerah. “Keluar dari zona nyaman itu perlu. Terus berikan yang terbaik. Kalau bisa melakukan yang terbaik, lakukan saja,” tutupnya. (um/rz)