logo-untag-surabaya

Developed By Direktorat Sistem Informasi YPTA 1945 Surabaya

logo-untag-surabaya
logo-untag-surabaya

Detail Berita

Angkat Isu Konflik Satwa Liar dan Ekologi, Mahasiswa Untag Surabaya Raih Juara di Kompetisi Jurnalistik Nasional!

Dua mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya – Syahrial Fathur Rozi Darmawan dan Moch. Dzikry Nur Alam, berhasil mencetak prestasi membanggakan dengan meraih juara 3 dalam kategori penulisan feature pada ajang Wildlife Journalism Competition (WJC) 2024. Penghargaan tersebut diberikan pada malam puncak WJC yang berlangsung pada 28 November 2024 di Auditorium Pascasarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.

Kompetisi tingkat nasional ini menjadi ajang bergengsi bagi para jurnalis muda yang mengedepankan karya non-fiksi bertema satwa liar. Karya tulis yang berjudul ‘Monyet Kelaparan dan Konflik Ekologis di Buddan: Kekeringan, Pertambangan, dan Kesadaran Lingkungan yang Memudar’ berhasil memikat perhatian dewan juri, hingga mengalahkan ratusan karya lain dari berbagai universitas di Indonesia.

Syahrial mengungkapkan, inspirasi untuk menulis karya tersebut bermula dari kisah pribadi keluarganya. "Berawal dari keresahan nenek saya yang tinggal di Buddan, sebuah desa di Pulau Madura, tentang buah-buahan di kebunnya yang sering habis dimakan monyet liar. Ternyata, fenomena itu lebih kompleks dari sekadar konflik antara manusia dan satwa," tuturnya.

Melalui observasi dan wawancara mendalam, mereka menemukan bahwa kelaparan monyet liar ini dipengaruhi oleh degradasi lingkungan, seperti kekeringan panjang dan aktivitas pertambangan yang menghilangkan habitat alami. “Kami belajar bahwa perilaku satwa liar sangat erat kaitannya dengan perubahan ekosistem yang dipicu oleh aktivitas manusia,” tambah Syahrial.

Dzikri juga membagikan cerita pengalamannya, selama proses penulisan ini membutuhkan waktu hingga dua bulan dan juga diwarnai tantangan besar di lapangan. "Kami menghadapi jalanan yang rusak, jarak tempuh yang jauh, hingga sulitnya mendapatkan informasi dari warga. Meski melelahkan, proses ini sangat berharga karena memberi kami banyak pelajaran tentang dunia jurnalistik dan isu lingkungan," tukasnya.

Tak hanya berfokus pada fenomena, karya ini juga menyampaikan solusi berupa pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan perlunya kolaborasi untuk mengatasi konflik antara manusia dan satwa liar.

Dzikry juga mendorong mahasiswa lain untuk terus berkarya. "Tidak ada kata terlambat untuk belajar atau mencoba hal-hal baru. Manfaatkan masa kuliah dengan sebaik-baiknya, karena pengalaman seperti ini akan menjadi bekal berharga di masa depan," ujarnya penuh semangat.

Prestasi Syahrial dan Dzikry tak hanya menjadi kebanggaan bagi Untag Surabaya, tetapi juga bukti nyata dedikasi mahasiswa dalam mengangkat isu-isu lingkungan melalui jurnalisme. “Dengan keberhasilan ini, kami berharap kita semua dapat saling mengingatkan bahwa dengan ketekunan, kreativitas, dan semangat belajar, kita sebagai mahasiswa mampu menghasilkan karya yang tak hanya membanggakan, tetapi juga memberi dampak bagi pelestarian lingkungan sekitar,” tutupnya. (ra/rz)



PDF WORD PPT TXT
Butuh bantuan?