• 16 Maret 2023
• humas
• 90

Ani Ema Susanti – Alumni Fakultas Psikologi Untag Surabaya dikenal sebagai Sutradara yang berhasil menciptakan karya seni, melalui film-film yang dia ciptakan tersirat pesan moral di setiap sudut ceritanya dengan harapan mampu menginspirasi banyak orang, seperti pada film barunya ‘Glo, Kau Cahaya’.

Wanita yang lulus Sarjana tahun 2008 ini mengaku lebih dari sepuluh tahun dia berkutat di dunia perfilman. “Setelah 15 tahun menjadi sutradara dokumenter dan penulis cerita film pendek, akhirnya saya bisa mempersembahkan film ‘Glo, Kau Cahaya’,” ungkap Ani saat diwawancara melalui saluran luar jaringan, Senin (13/3).

Film ‘Glo, Kau Cahaya’ tayang perdana di layar lebar sejak tanggal 9 Maret 2023 ini menceritakan kisah haru perjuangan atlet difabel asal Papua bernama Gloria Simbiak. Gloria adalah seorang atlet renang berprestasi yang mengalami kelumpuhan mendadak dan berjuang untuk bangkit.

Selain bertindak sebagai sutradara, Ani juga sekaligus sebagai penulis naskah. Melalui karakter Gloria, Ani mengaku ingin mengajak penonton untuk memahami cerita keberanian, penerimaan dan perjuangan. “Perjuangan bagaimana cara dia kembali untuk mencoba memaknai kemenangan tidak hanya dengan medali atau kejuaraan, dia berproses menjadi manusia. Memahami bahwa label juara pada manusia itu beda-beda. Yang terbesar adalah ketika kita menjadi juara dari kesedihan dan keterpurukan,” jelas Ani.

Membahas perjuangan, Ibu dua anak ini juga memiliki cerita perjuangan yang tidak mudah hingga berhasil menjadi seorang Sutradara. Ani sempat menjadi pekerja migran di Hong Kong untuk membantu perekonomian keluarga dan mengumpulkan biaya studi. Mimpinya untuk menjadi penulis novel membuatnya memilih program studi Psikologi Untag Surabaya. Menurutnya, keilmuan Psikologi membantunya membuat pendalaman karakterisasi pada tulisannya, bahkan hingga saat ini dalam penulisan karakter untuk film lakon ‘Glo, Kau Cahaya’. “Saya pengen make it real dan itu dipelajari di Psikologi. Itu (teori keilmuan Psikologi) sangat membantu dan bahkan dibutuhkan,” terang Ani.

Sejak dibangku kuliah, Ani mengirim berbagai proposal penulisan dan juga film hingga akhirnya berhasil membuat film dokumenter berjudul Helper Hongkong Ngampus yang berhasil masuk lima besar Eagle Awards 2007, Metro TV. “Setelah film itu rilis, impact-nya luar biasa bagi para pekerja migran. Dengan impact yang seperti itu bikin saya ketagihan bikin film karena berdampak buat banyak orang,” ungkapannya. Dimulai dari film bergenre dokumenter tersebut, Ani semakin produktif menghasilkan berbagai karya, seperti film Sungai Hidupku, dan film pendek Pertaruhan yang terpilih dalam Festival Film Berlinale di Jerman dan meraih Best Feature Documenter. Ani juga berhasil menghasilkan sebuah buku berjudul Once Upon a Time in Hongkong hingga mendapat Piala Citra untuk film dokumenter terbaik melalui film Donor Asi. (ua/rz)